Bagi yang sedang kuliah atau mengerjakan karya tulis ilmiah, mereka pasti (atau mungkin pasti) memiliki satu atau dua alat sebagai asisten penelitiannya. Bisa jadi itu Zotero, Mendeley, Qiqqa, EndNote hingga Google Cendekia.
Sejak Mendeley beralih ke aplikasi add-ins di Ms Word, ada banyak keluhan yang muncul. Sebenarnya tidak sulit sih, hanya saja memang memerlukan kesabaran dan jaringan internet yang kuat. Apalagi Mendeley klasik tidak bisa ‘berjabat tangan’ baik-baik dengan EndNote – yang mungkin membuatnya ‘menyingkir’ menjadi add-in.
Zotero menjadi pilihan yang baik sebagai alternatif bagi yang terbiasa dengan Mendeley klasik seperti saya. Hanya saja, bagi yang terbiasa menggunakan Mendeley dan beralih ke Zotero, saya merasakan ada dua kendala/isu yang tidak bisa terpuaskan dalam bawaan asali Zotero.
Pertama, mengetik dan memasukan selingkung (to cite) memerlukan kemudahan. Mendeley menyediakan jalan pintas dengan menekan ALT
+ M
pada papan tik komputer untuk menambahkan selingkung (citation) pada tulisan. Kedua, Mendeley memberikan ‘ketenangan’ lebih banyak pada versi gratis dengan kapasitas sinkronisasi mencapai 2 GB, sementara Zotero hanya memberikan 300 MB, dan untuk mendapatkan 2 GB bisa melalui berlangganan penyimpanan Zotero senilai USD 20/tahun, atau USD 120/tahun untuk ruang yang tak terbatas.