Semalam saat saya sedang menggunakan ponsel saya, tiba-tiba saja sinyalnya hilang. Saya pikir karena memang sedang ada gangguan, tapi ternyata hingga tadi siang, baris sinyal di layar ponsel saya tidak juga kunjung pulih. Karena kondisi ponsel saya cukup baik, saya tidak yakin kerusakannya ada di ponsel.
Setelah saya periksan silang dengan kartu dan ponsel tetangga saya, rupanya yang bermasalah adalah kartunya. Kartu saya tidak lagi dapat menerima sinyal penyedia jaringannya.
Ah, entah karena kebetulan atau tidak. Saya dulu membeli dan menggunakan kartu itu untuk sesuatu yang istimewa. Itu dalam sebuah janji yang saya buat dengan Tuhan, seperti sebuah permainan, dan tepat sehari sebelumnya, permainan itu berakhir. Walau saya tidak menyadarinya, namun permainan itu terasa berakhir setelah beberapa tahun, seiring dengan pulihnya kesehatan saya.
Ha ha…, Dia pasti senang karena menang taruhan, tapi rasanya Dia terlalu serius kalau sampai membuat nomor ponsel saya kedaluarsa juga.
“Saya telah memenuhi janji saya, saya telah menjaganya dengan baik dengan segenap hati saya. Tidak ada satu pun yang saya sesalkan, namun waktunya memang harus berakhir, kini saya kembalikan pada-Mu dengan segenap hati juga.”
Hmm…, permainan Ilahi itu menyenangkan, saya masih ingat saat bertaruh dengan-Nya. Sore itu ketika semua awan melintas di melewati pucuk pepohonan di hadapanku, ada sebuah awan berukuran sedang yang beriringan paling belakang, tampaknya dia yang terakhir akan melewati pucuk pohon itu. Saya berkata, “Jika si bodoh itu tidak bisa melewati pucuk pohon (merujuk pada awan), aku akan menjaganya, tidak ada pertanyaan lagi.” Tidak mungkin awan berputar, apalagi angin dan langit cukup tenang, dan rasanya pasti awan itu akan lewat. Tapi ternyata, sesaat sebelum menyentuh batas pandang saya, ia lenyap menyatu bersama udara, ia tidak berbelok, tapi ia hilang tak pernah melewati pucuk pohon itu. Dalam hati saya tersenyum jengkel, “Sial…., serius sekali kali ini, tapi rasanya Engkau terlalu memaksakannya.”
Dan akhirnya saya tahu, mau tidak mau, saya akan masuk ke dalam dunia yang berbeda itu. Sesuatu yang sungguh-sungguh dimulai.
Ah…, permainan kehidupan itu sudah berakhir sekarang. Jadi nomor ponsel itu yang salah satu dari bagiannya juga sudah selesai fungsinya, tapi masa ya ikutan kedaluarsa, tidak lucu sama sekali.
Sebaiknya saya segara aktifkan kembali nomor tersebut, sebelum orang rumah pada marah dan mereka tidak akan suka jika saya ganti nomor lagi. Tapi saya harap bukan untuk permainan lagi, karena saya terlalu sibuk dengan keegoisan saya saat ini. Jika Dia masih cukup banyak waktu luang, satu setengah atau dua tahun lagi, mari kita adakan permainan baru.
Dance with life, play with life, joy with life, then you’ll never get bored with abundant of universal love everywhere above this earth.