Akhir pekan karena malas pergi ke bioskop, akhirnya memilih menikmati film layar lebar di layar kaca melalui penyewaan di Google Play Film. Kali ini pilihannya adalah film “Ready Player One” – pilihan yang tepat bagi mantan gamer pemula. Saya tertarik dengan film ini karena melirik pratayangnya yang keren.
Dengan iklan mengenai persaingan dalam dunia permainan video, membuat saya benar-benar penasaran dengan film yang satu ini.
Musim panas berarti akan ada banyak diskon pada produk Steam. Dan terbukti dalam sekejap wishlist saya dipenuhi dengan promo dan diskon untuk produk-produk yang dipasarkan melalui Steam. Pada musim panas, para gamers bisa berubah menjadi emak-emak yang menyerbu swalayan menjelang Lebaran atau Natal, di mana diskon betebaran.
Sejumlah koleksi Steam saya juga didapatkan pada summer sale pada tahun yang lalu. Beberapa video game yang saya ambil merupakan sejumlah yang saya sempat mainkan beberapa tahun yang lalu (belasan tahun?), pada saat itu video game paling mudah diakses sebagai edisi ‘bajakan’. Saat ini, saya bisa membelinya, maka saya membeli mereka, karena ada perasaan tidak nyaman pernah menggunakan produk mereka tanpa membayar. Lanjutkan membaca “Summer for Gamers”→
Seri Homeworld sudah dikenal sejak lama, lebih dari satu dasawarsa yang lalu, tentang petualangan di angkasa dari populasi penduduk planet yang diasingkan sejak zaman moyang mereka untuk menemukan rumah mereka sebenarnya. Saya suka pengantar cerita ini, namun untuk memulainya, maka layak dimulai dari kisah paling awal, yaitu “Homeworld: Desert of Kharak” yang hadir awal tahun 2016. Lanjutkan membaca “Homeworld: Desert of Kharak”→
Akhir pekan waktunya melepas penat. Kali ini yang menjadi sasaran adalah “Hero of the Kingdom II” (HOTK2) yang dikembangkan oleh Lonely Troops. HOTK2 ini bisa didapatkan di Steam, dan sepertinya pengembangnya memang tidak menyediakan jalur lain untuk memainkan HOTK2.
Hero of the Kingdom II merupakan perpaduan antara konsep petualangan dan permainan peran (adventure & role-play), namun yang membuatnya unik adalah kemasan yang menyerupai buku cerita yang bisa dipilih. Permainan ini tidak menghabiskan tempat yang banyak, hampir tidak memerlukan kartu grafis tinggi, dan penggunaannya juga sederhana. Lanjutkan membaca “Hero of the Kingdom II”→
Yang mengingat masa-masa Final Fantasy klasik dulu, tentunya tidak akan melewatkan rilis Final Fantasy Awekening di Android. Versi ini merupakan salinan dari versi Type-0 hanya saja berbahasa Indonesia. Mengusung konsep MMO – permainan ini menjadi menyenangkan karena banyak orang yang bisa turut serta dalam petualangan khas Final Fantasy secara daring.
Dulu sepertinya bermain ‘Need for Speed’ itu sudah wah dan enak, atau mungkin ada yang suka bermain ‘Asphalt’ di ponsel cerdas mereka. Tapi untuk urusan video game tipe ‘racing’, saya entah kenapa tetap suka pada yang sederhana seperti SuperTuxKart ini. Saking lamanya tidak pernah memainkan video game ini, saya bahkan tidak tahu jika mereka menyediakan fitur akun daring saat ini.
SuperTuxKart sampai saat ini ada pada versi 0.9.2, dan asalinya berjalan di Linux. Sementara saya sendiri sekarang memilikinya di Windows 10. Lanjutkan membaca “SuperTuxKart”→
Setelah meninggalkan Linux karena (keterpaksaan) tuntutan dunia kerja. Saya tiba pada Windows 10 yang baru saja beberapa hari ditingkatkan menjadi Windows 10 Creators Update. Memang sekarang Microsoft tidak lagi melakukan peningkatan seperti dulu, di mana dari Windows XP menjadi Vista, lalu 7 akhirnya dua seri 8 dan 8.1 sebelum menjadi Windows 10. Sistem peningkatan Windows 10 terasa seperti menggunakan Sebayon, Arch atau Tumbleweed (pengguna Linux akan paham).
Ada banyak fitur baru dalam Windows 10 Creators Update, namun tidak semua bermanfaat bagi saya, atau setidaknya, tidak semua bisa saya gunakan. Andalan Windows 10 Creators Update yang merupakan kemudahan akses desain dan ‘sosialitas’ 3D menjadi ‘sampah’ bagi saya yang tidak memerlukannya, bahkan saya menghapus sejumlah aplikasi bawaan terkait fitur ini. Tapi tidak semuanya buruk kok.
Film Assassin’s Creed adalah film yang saya tonton saat tahun baru kemarin di sinema. Awalnya hendak menonton Rogue One (Star Wars), namun yang ada ternyata hanya pada jam di mana kami tidak menonton bersama. Akhirnya, jadilah film yang dibintangi oleh Michael Fassbender yang kami tonton. Lanjutkan membaca “Film Assassin’s Creed”→
Beberapa waktu yang lalu beruntung bisa menyaksikan film animasi Kingsglaive: Final Fantasy XV. Sebuah film yang dibuat berdasarkan alur video game Final Fantasy XV dalam sebuah kisah yang pararel. Sudah sejak lama tidak ada film Final Fantasy, sejak Advent Children sekitar sepuluh tahun yang lalu.
Hanya sedikit novel web yang membuat saya ketagihan, dan belakangan ini saya membaca “Moonlight Sculptor” yang diterjemahkan dari bahasa asli Korea oleh para penggemar. Jika tidak keliru, novel aslinya sudah mencapai volume 45, terjemahannya masih berkisar di volume 20-an. Tapi bagi yang menyukai novel petualangan, pasti akan menyukai novel ini; tentu saja dengan catatan, mereka akan lebih mudah memahami novel jika pernah bermain video game tipe RPG. Lanjutkan membaca “Moonlight Sculptor”→